Foto bersama Kepala Desa, perangkat desa, panitia dan tim jurnalis yang turut meliput kegiatan Kadhisa |
Wiaata Situbondo, Sumbermalang || Hari pemuncak perayaan Selamatan Desa Kadhisa, Desa Wisata Baderan terlihat semakin meriah dengan adanya pertunjukan Kerapan Sapi Tradisional.
Sabtu (15/6), Sekitar pukul 10.30 WIB, masyarakat desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo sudah terlihat tumpah ruah. Sejatinya kegiatan ritual masyarakat desa Baderan ini sudah dilaksanakan 2 hari sebelumnya. Dan pada hari ketiga ini adalah hari pamungkas.
Berlokasi di sekitar Bujhu' Panyanderen, perbatasan antara Desa Tlogosari dan Desa Baderan, yakni disekitar areal pematang sawah milik warga sekitar. Sejak pukul 08.00 WIB telah dilaksanakan acara kirab pusaka yang diyakini secara spiritual adalah pusaka asli masyarakat desa Baderan, yakni berupa Tombak Kuno. Kirab budaya yang dpimpin langsung oleh Kepala Desa Baderan, Ruslan Joni.
Antusias warga saat menonton Kerapan Sapi di Desa Baderan |
Dalam kesempatan tersebut turut hadir dalam kegiatan tersebut, Hajjah Khairani, Wakil Bupati Situbondo, unsur Muspika Kecamatan Sumbermalang, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan beberapa elemen komunitas di Kabupaten Situbondo.
" Alhamdulillah hingga hari ketiga, kegiatan Kadhisa bisa berjalan lancar. Tentu saja hal ini tidak lepas dari dukungan penuh masyarakat Baderan, Sumbermalang, para pejabat pemerintah dan komunitas-komunitas yang hadir dan menjadi saksi ritual selamatan desa yang kami laksanakan," kata Joni, panggilan akrabnya.
Hari ketiga tak hanya keseruan tentang kirab pusaka saja, sepanjang jalan mulai start di kediaman Kepala Desa Baderan hingga lokasi Bujhu' Panyanderen.
Sepasang sapi yang siap di kerab |
Sepanjang jalan tetabuhan berupa kesenian tabbhuwen kenong tello' yang menjadi ciri khas kesenian tradisional Baderan yang juga diiringi para penari pemuda pemudi desa baderan, menari sepanjang jalan tanpa henti. Iring-iringan Kesenian kuda kenca' juga turut menjadi salah satu spot unik hiburan masyarakat desa Baderan.
" Ritual adat seperti ini sangat keren, dan sangat layak untuk menjadi bagian penting dari instrumen pariwisata Situbondo, sehingga para wisatawan baik lokal maupun manca negara bisa tau dan menikmati atraksi budaya Situbondo yang sangat jarang dilihat seperti sekarang ini, " ungkap Yanuar Sri, salah satu pengunjung asal Jember.
Yang paling unik adalah saat momen pertunjukan Kerapan Sapi Baderan. Kerapan sapi ini sangat berbeda dengan Kerapan Sapi yang ada di Madura. Sapi yang dikerap, bukan sapi belap pada umumnya, juga bukan sapi yang biasa seperti yang dirawat secara khusus.
Pertunjukan atraksi seni bela diri pencak silat dari padepokan Pagar Nusa |
Ada persyaratan khusus untuk menjadi sapi kerab, diantaranya adalah sapi tersebut harus berwarna Hitam dan Putih. Sapi harus sapi biasa yang dijadikan ternak oleh warga. Sebelum kegiatan Kerab, sapi-sapi tersebut dibacakan doa oleh salah satu tetua desa, supaya sapinya kuat dan tidak membahayakan bagi para pengunjung yang hadir.
Foto bersama Pokdarwis Desa Baderan |
Pada kesempatan ini, Kepala Desa Baderan pun turut meramaikan acara dengan turun langsung ke gelanggang arena sebagai Joki Kerapan Sapi.
Berdasarkan informasi dari announcement acara, tak kurang dari 1500 pengunjung hadir di acara kerapan sapi, dan kebahagiaan terpancar dari seluruh wajah para pengunjung.
Ruslan Joni, Kepala Desa Baderaj beserta perangkat desa |
Dengan penuh keyakinan dan harapan yang tinggi, tradisi yang telah turun temurun dilaksanakan ini tak lekang oleh waktu.
" Kami berharap tradisi peninggalan leluhur desa baderan tidak luntur oleh perkembangan jaman dan terus lestari sampai akhir nanti, " ungkap Ruslan Joni. (AG*)
Support by :
Posting Komentar